Kamis, 24 November 2011

Inter Milan Lirik Radja Nainggolan


Pemain berdarah keturunan Indonesia yang berseragam Cagliari, Radja Nainggolan telah menjadi satu target bidikan Inter Milan pada bursa transfer mendatang.
Inter mulai tertarik terhadap Nainggolan sejak Inter berhasil mengalahkan Cagliari 2-1 di laga lanjutan Serie A Italia, akhir pekan lalu. Menurut direktur olah raga I Nerazzurri, Marco Branca Nainggolan dapat menjadi pemain yang berguna dalam pasukan Claudio Ranieri.
Namun, selain Inter, klub rival sekota mereka, AC Milan juga sebelumnya telah tertarik dengan pemain asal Belgia ini. Berarti Inter harus bersaing dengan rival berat mereka jika ingin mendapatkan gelandang Cagliari ini.
Selain itu, Nainggolan sendiri juga tak berniat berpindah klub. Ia menghormati komitmennya bersama Cagliari. Ia juga bahkan sempat menolak tawaran dari Milan yang pernah diluncurkan sebelumnya.
Kontrak Nainggolan dengan Cagliari akan berakhir hingga Juni 2014.

Tiap Tahun 100 Orang Sidoarjo Terjangkit HIV/AIDS

             Penderita HIV/AIDS di Sidoarjo terus mengalami kenaikan. Setiap tahunnya hampir 100 orang lebih terjangkit penyakit mematikan itu. Data Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Sidoarjo dan LSM Yayasan Delta Crisis Center mencatat total penderita 691 orang terjangkit hingga September 2011.
Dari jumlah penderita yakbi 691 orang terbanyak berada di Kecamatan Sidoarjo berjumlah 174 orang, Kecamatan Waru mencapai 98 orang. Dari jumlah yang ada, sebanyak 253 disebabkan karena hubungan lawan jenis. Sedangkan 164 penderita karena penggunaan jarum suntik atau pengguna narkoba jenis putaw. Dari kalangan homoseksual sebanyak 43 orang dan 23 penderita akibat perinatal ibu ke anak. (Artinya, penyakit itu ditularkan ayah kemudian menurun ke ibu dan anak).
Sedangkan sebanyak , 208 orang tidak terdeteksi akibat tidak tahu penyebabnya seperti donor darah atau periksa gigi kemudian tertular. Jumlah penderita HIV/AIDS yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 194 orang dan 70 persen ibu rumah tangga. “Kalangan yang tertular HIV/AIDS untuk pecandu narkoba (jarum suntik) umurnya 20 tahun sampai 40 tahun,” jelas Ferry Efendi, Pengelola Program dan Monitoring Evaluasi KPA Sidoarjo, Selasa (22/11/2011).
Tinggingnya kenaikan penderita , salah satu pemicunya adalah seks bebas, pecandu narkoba dan hubungan sesame jenis.  Sesuai data  KPA Sidoarjo dan Yayasan Delta Crisis Center, jumlah PSK di Sidoarjo sekitar 365 orang. Beberapa basis PSK liar itu ada di Kecamatan Porong, Krian, Candi, Tarik, Prambon dan Jabon. “Dalam satu kecamatan ada yang memiliki lebih dari satu tempat,” tutur Ferry.
Seperti, wilayah Kecamatan Krian ada tiga tempat prostitusi seperti Krengseng, Pasar Sapi dan Stasiun Krian dan jumlah PSK di tiga lokasi itu jumlahnya mencapai 110 PSK. Populasi PSK terbanyak berada di Kecamatan Porong yang memusatkan PSK nya di Tangkis Porong yang jumlahnya sekitar 150 PSK. Itu belum termasuk di wilayah Sidoarjo sendiri dan Jabon seperti Tlocor.

Senin, 21 November 2011

Sea Games 2011 : Juara Umum, Perak Sepakbola dan Nyawa Dua Suporter


Pentas perhelatan akbar di Asia Tenggara itu akhirnya berakhir juga. Berakhir dengan manis, karena Indonesia berhasil menjadi juara umum kembali setelah puasa 14 tahun. Berakhir miris karena Timnas Sepakbola kita kandas di final oleh adu penalti Malaysia. Dan berakhir tragis untuk kematian dua orang suporter Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta malam tadi Senin (21/11).
Kita bangga dapat menyaksikan seluruh atlet dapat berjaya atau setidaknya meraih peringkat disemua cabang. Raihan 171 emas, 147 perak dan 136 perunggu (hingga pagi ini) memperlihatkan hasil memuaskan yang membayar persiapan penyelenggaraan yang konon meraup dana hingga milyaran rupiah itu. Semua atlet pada seluruh cabang memperlihatkan semangat juang dan determinasi yang tinggi untuk bangsa dan negara.
Kekecewaan juga masih nampak pada sebagian besar rakyat Indonesia kala timnas kesayangan kita harus takluk oleh negara tetangga Malaysia pada laga final sepakbola dalam drama adu penalti yang berakhir 3-4 setelah sebelumnya bermain imbang 1-1. Harapan besar untuk menyandingkan predikat juara umum dan emas di cabang paling populer di Dunia dan Indonesia itu pupus sudah. Walau sejumlah nilai positif didapat karena masa depan timnas muda yang punya talenta tinggi ini.
Namun dua faktor itupun tertutup oleh ketidaksiapan panitia penyelenggara dalam memastikan keselamatan para penggemar olahraga. Membludaknya massa yang mendesak membuat beberapa orang terjatuh dan terinjak. Dua nyawa pemuda melayang untuk masuk ke stadion hanya karena ingin melihat timnas berlaga. Keinginan mereka yang tidak kesampaian itu harus dibayar mahal. Antusiasme murni mereka tidak berbanding lurus dengan kenyataan yang terjadi.
Satu catatan atas fakta itu mengemuka, bahwa pembinaan dan penyelenggaraan di negara ini jelas harus dirubah total. Karena kita tidak ingin lagi melihat berbagai macam ketidaksiapan dan akibat besar yang akan ditimbulkan seperti kejadian ini. Tersedianya fasilitas dan anggaran dana yang besar ternyata tidak juga membuat segalanya berjalan mulus.
Kalaupun ada yang menanyakan apa jalan keluar dari seluruh masalah ini, jawabannya hanya satu yaitu Indonesia harus belajar mengucap syukur. Mental pengucap syukur akan selalu mendapatkan jalan yang positif, sportif dan kontibutif untuk kejayaan Indonesia pada perhelatan olahraga lain yang menunggu didepan mata!

Selasa, 15 November 2011

Sadis! 750 Orangutan Dibunuh dalam Setahun

  Warga desa yang tinggal di pedalaman Kalimantan telah membunuh setidaknya 750 orangutan dalam periode setahun. Menurut hasil survei jurnal PloSOne, Senin (14/11), pembunuhan itu kebanyakan disebabkan oleh usaha para petani yang mencegah orangutan tidak menyerang dan mengambil hasil tanaman.

Penulis survei, Erik Meijaard, juga mengkhawatirkan hal tersebut bakal menjadi ancaman yang lebih serius terhadap keberadaan populasi kera merah. Indonesia merupakan rumah bagi 90 persen dari total populasi orangutan yang tinggal di hutan. Selain itu, Indonesia juga diselimuti hutan hujan sejak 50 tahun lalu, tetapi setengah pohon-pohon di hutan itu telah ditebang sejak dunia membutuhkan pasokan lebih banyak kayu, kertas, dan minyak kelapa sawit.

Sebagai hasilnya, sekitar 50.000 sampai 60.000 kera yang tersisa itu hidup tersebar, terdegradasi hutan, bahkan berujung kematian setelah terlibat konflik dengan manusia. "Survei kami ini mengindikasikan bahwa pembunuhan orangutan terjadi semakin serius di dalam kawasan hutan, di mana mereka diburu seperti spesies lainnya," kata Meijaard. "Ini tampaknya menjadi fakta yang tidak mengenakan, tetapi ini tidak bisa dibiarkan lebih lama lagi," tambahnya.

Nature Conservancy dan sekitar 19 organisasi swasta lainnya, termasuk WWF serta Persatuan Ahli dan Pengamat Primata Indonesia, mencetuskan survei ini agar mendapatkan pengertian yang lebih baik dalam pembunuhan orangutan. Mereka mewancarai sebanyak 6.983 orang di 687 desa di tiga provinsi Kalimantan, yang juga berbatasan dengan Malaysia dan Brunei, pada April 2008 sampai September 2009.

Hasil dari wawancara itu diekstrapolasi ke populasi dengan sasaran laki-laki 15 tahun dan lebih tua, dikarenakan hanya 11 wanita yang dilaporkan telah membunuh orangutan. Hal itu juga menunjukkan bahwa setidaknya 750 kera telah tewas selama tahun sebelumnya.

Neil Makinuddin, manajer program dari Nature Conservancy, mengatakan, mereka terkejut dari hasil responden yang dilaporkan telah membunuh orangutan dan setengah dari hasil itu dilaporkan memakannya.

Hasil penelitian itu juga mengatakan, beberapa dikonsumsi setelah dibunuh karena orangutan tersebut memasuki kawasan ladang atau dikarenakan warga takut dengan binatang itu. Beberapa lainnya langsung diburu untuk daging mereka. Setiap warga yang membunuh juga mengaku telah membunuh orangutan setidaknya satu atau dua ekor selama hidupnya.

"Orangutan itu bukan bagian dari rantai makanan harian orang," tegas Meijaard, selaku penasehat senior di People and Nature Consulting International. Juru bicara Kementrian Kehutanan Indonesia, Ahmad Fauzi Masyhud, juga mengaku belum menerima laporan tersebut dan menyebutnya sebagai kabar "bombastis".

"Kami harus mengecek ulang apakah berita itu benar atau salah. Tetapi, saya masih ragu dengan itu," kata Masyhud.

Namun, Meijaard tetap bersikeras dengan menyatakan bahwa sekarang saatnya untuk menghadapi fakta-fakta tersebut. Ia juga mengaku telah melihat banyak tengkorak orangutan, kulit dan tangannya yang dipotong, serta mendengan banyak orang yang mengaku pernah membunuh atau memakan orangutan. (SunTimes/AP/MEL)